Membangun Jaringan RT-RW-Net
Mengapa Jaringan RT-RW-Net menjadi sangat menarik ?
• Dapat dikembangkan sendiri
• Merupakan solusi untuk bisa mengakses Internet dengan murah-meriah
• Peluang bisnis baru untuk di lingkungan perumahan
• Mempersiapkan diri dalam era globalisasi
• Kesempatan untuk memperkaya isi dari jaringan Internet
Siapa yang bisa membangun jaringan RT-RW-Net ?
• Andapun bisa
• Tidak memerlukan teknologi tinggi atau kepandaian tinggi
• Menguasai sedikit teknologi komputer dan jaringan
• Kalau tidak memiliki kemampuan teknis, bisa bekerja sama dengan orang yang terbiasa memasang jaringan, atau dengan warnet terdekat
Di Amerika, jaringan RT-RW-Net juga dikembangkan di berbagai ‘kampung’ dengan metode yang lebih terorganisir dan melalui koperasi
Di Indonesia, ada baiknya dimulai dengan komunitas RT, lalu RW, kemudian bisa skala Kecamatan dan Kelurahan
Kalau ingin membangun RT-RW-Net kuncinya :
• Bisa sedikit ‘ngoprek’ komputer, terutama soal jaringan komputer
• Memilih salah satu dari teknologi yang tersedia
• Harus dibuat semurah mungkin, karena teknologinya terus berkembang
Langkah pertama, kita mencari akses broadband Internet yang terjangkau
Kabel modem : Rp 500.000,- per bulan
ADSL modem : Rp 3.000.000,- per bulan
Wireless LAN : Rp 5.000.000,- per bulan
Leased Line : Rp 7.000.000,- per bulan
Intinya, jika dibagi ke setiap rumah, tidak lebih dari Rp 500.000,- per bulan
Perhitungan pembangunan RT-RW-Net
Investasi awal untuk minimal 10 rumah :
Modem High Speed Rp 3.500.000,-
Pasang koneksi Rp 2.000.000,-
Hub 2 buah Rp 800.000,-
Kabel per rol Rp 600.000,-
Konektor dan ongkos Rp 400.000,-
Pipa dan sealed Rp 500.000,-
TOTAL Rp 7.800.000,-
Dibagi 10 rumah -- @ Rp 780.000,-
Perhitungan pembangunan RT-RW-Net
Bayaran bulanan :
Langganan ISP Rp 3.000.000,-
Teknisi stand by Rp 500.000,-
TOTAL per bulan Rp 3.500.000,-
Per rumah per bulan @ Rp 350.000,- flat – 24 jam akses Internet
Ada dua hal yang harus kita perhatikan sewaktu akan membangun jaringan RT-RW-Net :
• Mengupayakan akses Internet dari ISP, dengan beberapa pilihan yang tersedia
• Memilih teknologi yang tepat untuk mendistribusikan akses Internet dari rumah ke rumah
Jika sudah ada penentuan sistem, tinggal mengajak tetangga untuk bergabung, bisa dua macam cara :
• Membuka semua biaya, dibagi ramai-ramai ke tetangga yang ingin ikut dalam proyek ini
• Mengusahakan sendiri semuanya, lalu menjual ke tetangga
Cara pertama lebih bisa long term, cuma bisa jadi bingung tidak
jalan-jalan, karena seperti menentukan telur dan ayam
Dial-Up Networking
menggunakan saluran telepon dan modem komputer
Keuntungan Dial-Up Networking :
• Teknologinya sudah matang dan tidak berkembang terlalu pesat lagi
• Investasi murah untuk user, harga modem USD 20 – 45
• Investasi di ISP juga tidak terlalu tinggi, apalagi kalau menggunakan line analog, bisa dimulai dari USD 1.000, sampai USD 6.000 untuk line digital E1
• Bisa cepat dibuat, karena menggunakan infrastruktur yang sudah ada
Kerugian Dial-Up Networking :
• Kecepatannya terbatas, di beberapa tempat yang infrastrukturnya jelek hanya bisa mencapai 28.800 bps
• Sering putus-putus, karena kwalitas kabel dan switching telepon-nya tidak dirancang untuk kecepatan tinggi
• Karena menggunakan sentral telepon, maka sering terjadi overload di sentral, sehingga pada saat kita mengakses saluran telepon-nya, sering kali terdapat nada sibuk
Leased Channel
menggunakan sambungan kabel langsung yang disediakan oleh Telkom
Keuntungan Leased Channel :
• Teknologinya sudah matang dan tidak berkembang terlalu pesat lagi
• Jenis sambungan yang paling handal dengan down time yang terkecil jika tidak terganggu oleh pembangunan fisik (gali-gali-an)
• Untuk menaikan-turunkan kecepatan, hanya cukup mengatur modem-nya
• Bisa sampai 2Mbps
Kerugian Leased Channel :
• Harus meminta ke Telkom, sehingga urusannya bisa panjang
• Jika ada kerusakan, kita harus selalu mengontak Telkom, yang nota bene-nya, hari Sabtu dan Minggu libur !
• Harus membayar sejumlah uang yang disesuaikan menurut kecepatan akses, padahal pihak Telkom tidak menyediakan modem-nya
Kerugian Leased Channel :
• Harus meminta ke Telkom, sehingga urusannya bisa panjang
• Jika ada kerusakan, kita harus selalu mengontak Telkom, yang nota bene-nya, hari Sabtu dan Minggu libur !
• Harus membayar sejumlah uang yang disesuaikan menurut kecepatan akses, padahal pihak Telkom tidak menyediakan modem-nya
Keuntungan Wireless LAN :
• Tidak tergantung dengan pemilik infrastruktur, sehingga pelaksanaannya bisa langsung dikerjakan
• Kecepatan akses data-nya bisa tinggi, minimal 11Mbps
• Bisa dipasang dimana saja selama persyaratan line of sight terpenuhi
Kerugian Wireless LAN :
• Teknologinya masih berkembang terus, sehingga bisa salah investasi
• Pada frekwensi 2,4GHz jumlah kanalnya sangat terbatas, sehingga sering kali terjadi saling ganggu perangkat
• Terlalu banyak jenis perangkat yang tidak saling kompatibel
• Dibutuhkan pengalaman untuk memasang perangkatnya
Fibre Optic
menggunakan kawat serat optik untuk bandwidth besar dan jarak yang jauh
Keuntungan Fibre Optic :
• Teknologinya sudah matang
• Kecepatan akses data-nya sangat tinggi, bisa sampai 1Gbps
• Aksesnya sangat stabil dan hampir tidak ada gangguan yang berarti
• Bisa dipakai sebagai backbone untuk satu jaringan yang butuh bandwidth besar
Kerugian Fibre Optic :
• Investasinya sangat tinggi, hanya cocok untuk sambungan di perusahaan-perusahaan
• Pemeliharaannya sangat sulit, karena biasanya kabel berada di luar
• Butuh ke-akhlian khusus untuk memasang dan merawat perangkatnya
FSO
Free Space Optic, teknologi komunikasi dengan menggunakan sinar lKeuntungan FSO :
• Teknologinya tepat guna, sudah dikembangkan sejak lama
• Dapat menyalurkan data dengan bandwith yang besar
• Pemasangannya mudah
• Dapat dipasang dimana saja, asal persyaratan jarak dan line of sight terpenuhi
Kerugian FSO :
• Harganya masih relatif mahal
• Jaraknya masih amat terbatas, maksimum antara 4 sampai 6 km
• Sangat tergantung cuaca, apalagi di negara dengan empat musim
• Perangkatnya harus sering dibersihkan, terutama kaca-kaca-nya
Kabel Modem
memanfaatkan saluran televisi kabel untuk bisa dipakai mengakses Internet
Keuntungan Kabel Modem :
• Menggunakan infrastruktur yang sudah ada, terutama yang sudah berlangganan kabel televisi
• Biayanya bisa murah karena metode penyebarannya point to multi point
• Di Indonesia, bandwidth downstream-nya bisa sampai 512 Kbps
• Perangkatnya relatif murah, dibawah USD 300
Kerugian Kabel Modem :
• Karena menggunakan metode sharing bandwidth, maka kecepatannya tidak stabil
• Kalau jaraknya terlalu jauh dari sentral, maka sering kali sambungannya terputus
• Harus berlangganan televisi kabel
Setelah memilih satu alternatif untuk mengakses jaringan Internet, maka selanjutnya kita harus menentukan teknologi yang dipakai untuk menyalurkan akses Internet yang sudah kita dapatkan
Teknologi yang ada semuanya ditujukan pada penggunaan rumah (HOME) sehingga banyak keterbatasan yang kita hadapi, terutama jaraknya yang tidak bisa jauh menjangkau blok-blok yang ada
Wireless LAN
Standar Wireless-LAN (W-LAN) untuk penggunaan di dalam ruangan adalah IEEE 802.11, dimana terdapat beberapa variasi sejak pertama kali 802.11 diperkenalkan dengan menggunakan frekwensi 2,4GHz dan bandwith hanya 2Mbps
Hanya ada 11 kanal dalam standar 802.11B dengan bandwidth 83,5MHz, sehingga penggunaan radio menjadi amat terbatas
Indoor Unit dengan tambahan antena luar, bisa maksimum sekitar 10 km, menggunakan Wireless In The Box : Compex atau Planet
Outdoor Unit dengan antena luar yang punya gain tinggi, bisa sampai 40 km : WaveRider
Point to multi point : Cirronet atau DECTLoop
Khusus untuk distribusi ke pelanggan (point to multi-point) ada dua macam perangkat yang bisa dipakai dan sangat sesuai :
Teknologi DECT Loop yang bisa men-delivery sinyal suara
Cirronet WaveBolt yang mampu menangani sampai 1.200 pelanggan dalam satu box
DECT Loop untuk voice dan data
Ethernet
• Solusi paling mudah dan murah untuk membangun jaringan komputer
• Teknologinya sudah terbukti dan kecepatan perpindahan datanya tinggi, sampai 100 Mbps
• Teknologi kabel sudah bisa menembus angka 10Gbps, dengan menggunakan kabel CAT 6 sampai maksimum 40 KM
• Standar Ethernet 10Gbps adalah IEEE 802
• Kabel UTP hanya bisa bekerja pada jarak maksimum 100 meter (328 feet)
• Menggunakan konektor RJ-45
• Menggunakan standar CAT 5, yaitu kabel dengan kemampuan transfer sampai 100Mbps
• Jenis lain dari UTP adalah STP, kabel UTP yang di shielded atau dilindungi ground, terutama dipakai di outdoor
Jaringan Ethernet di RT-RW-Net
Perangkat utama jaringan ethernet Perangkat utama jaringan ethernet adalah HUB 8 port, USD 40 per unit-nya
Dengan menggunakan hub, kita bisa mulai membangun jaringan RT-RW-Net
Kabel UTP digelar dan diberi perlindungan pipa paralon plastik melewati got di depan rumah
Pipa paralon yang menjulur kePipa paralon yang menjulur kemana-mana, pada satu titik akan masuk ke rumah tetangga
mana-mana, pada satu titik akan masuk ke rumah tetangga
Pastikan di setiap lekukan dipasang knee dengan lem plastik, supaya jangan masuk air
Kotak HUB diletakan di tempat yang mudah dijangkau teknisi nantinya
Kotak hub, isinya terdiri dari hub, power supply, anti petir dan colokan listrik PLN untuk memberi catu daya ke power supply
Untuk mendistribusikan jaringan, cukup menggunakan hub yang haHub yang menyediakan konektor BNC dapat menjangkau tempat yang makin jauh, maksimum 300 meter
Kalender Dan Jam
Comment Zone
Siapa yang melihat Blog ini
Selasa, Agustus 26, 2008
ertE\ErwE NEt
Diposting oleh Sang pemimpi di 13.12
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar